Setelah mengalami 'penghinaan' menyaksikan kekuatan ekonominya diambil alih Cina awal tahun ini, Jepang kembali merebut kembali sedikit kebanggan dengan mengalahkan rival ASIA-nya dalam hal teknologi. Negeri Sakura itu memproduksi komputer paling bertenaga di dunia untuk pertama kali dalam tujuh tahun terakhir.
Nama mesin komputer, dengan panggilan K, diambildari salah satu kata dalam Bahasa Jepang, kei, yang berarti 10 kuadriliun, yakni angka kecepatan beroperasi yang diinginkan dalam kinerja satu detik. Komputer itu diharapkan rampung tahun depan dan mengalahkan pesaing ketika peringkat kinerja komputer tercepat diumumkan di konferensi Internasional Superkomputing di Hamburg.
Mesin ini memiliki kekuatan lebih dari gabungan lima superkomputer masa depan dan bekerja lebih cepat ketimbang seteru terdekatnya yang didesain Teknologi Pertahanan Universitas Nasional Cina. Bila dianalogikan dibutuhkan sekitar 1 milyar komputer yang saling tertaut untuk menghasilkan kinerja semumpuni K.
K adalah hasil kolaborasi yang melibatkan Fujistu dan Riken, institu riset yang didanai pemerintah. Superkomputer itu mendongkrak kecepatan menjadi 8,16 petaflop (1 petaflop = kinerja dengan kecepatan operasi 1 kuadriliun / detik). Itu berarti pula tiga kali lebih cepat dari superkomputer Cina, Tianhe-1A, yang berada di peringkat puncak sejak November lalu.
Pengembangan K sempat melambat akibat bencana alam yang mengguncang kawasan timur Jepang pada Maret lalu. Bila berjalan sesuai rencana dan difungsikan sepenuhnya, superkomputer itu akan digunakan untuk memprediksi dampak memungkinkan dari gempa dan tsunami.
K juga memiliki kegunaan ekonomis dalam bidang medis, teknologi baru dan energi terbarukan serta dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap perubahan iklim.
"Kita harus menyadari bahwa sejak sains dan teknologi ikut ambil bagian, Jepang dapang menunjukkan kekuatannnya," ujar presiden Riken, Ryoji Noyori, kepada reporter.
Ketika kebangkitan Jepang dinilai seharusnya memiliki banyak ilmuwan di koridor laboratorium , tak semua meyakini bahwa sumber daya intelektual harus dituang ke riset superkomputer dan bersaing dengan AS dan Cina.
Pendanaan proyek, diperkirakan 112 milyar yen, hampir dipotong pada 2009 ketika panel pemerintah mempertanyakan investasi tersebut ditengah krisis ekonomi. Renho, kini duduk di kementrian pemerintah yang bertanggung jawab memotong anggaran boros, sempat membuat geram para ilmuwan ketika ia berkata, "Apa yang salah dengan menjadi nomor 2?"
Masa depan proyek itu terselamatkan setelah sekelompok pemenang Nobel berhasil meyakinkan perdana menteri di waktu itu, Yukio Hatoyama, bahwa Jepang tidak seharusnya berpuas diri di peringkat terbaik kedua.
Saat ditanya mengenai kesuksesan pencapaian riset superkomputer pekan ini, Renho berkata, "Itu kabar baik. Saya ingin memberi hormat kepada mereka yang terlibat."
Komentar Renho soal anggaran boros bisa jadi tak berlebihan. Komputer K, dengan lebih dari 68.544 prosesor, menempati 672 kabinet di Institut Sains Komputer Lanjutan Riken di Kobe. Ia menggunakan daya sebesar 9,9 megawatts, menghabiskan listrik dengan ongkos sebesar 10 juta dolar per tahun, cukup besar untuk menghidupi listrik sekitar 10 ribu rumah per tahun.
Percepatan besar dalam desain superkomputer pun tak bisa membuat perayaan Jepang berlangsung lama. Seperti Cina yang kembali disalip Jepang, perusahaan teknologi AS, IBM juga membayangi Jepang. Ia kini tengah mengembangkan sistem di Univeristas Illinois yang mampu memproses operasi lebih dari 10 kuadriliun per detik.
No comments:
Post a Comment