Wednesday, February 29, 2012

Memetik Hikmah dari Film Negeri 5 Menara



Salah satu film Indonesia yang menarik bagi saya adalahfilm Negeri 5 Menara. Film ini baru mulai tayang di bioskop hari ini, 1 Maret2012. Film Negeri 5 Menara menceritakan mimpi seorang anak untuk dapatmelanjutkan studinya di ITB yang ingin menjadi orang hebat seperti BJ. Habibie,salah satu orang yang memiliki kecerdasan luar biasa di Indonesia.

Film Negeri 5 Menara memiliki hikmah dan inspirasitentang tekad, kerja keras, dan persaudaraan. Dimana jika kitabersungguh-sungguh dan bertekad besar dalam meraih impian kita, niscaya kitadapat meraihnya. Walaupun akan ada banyak tantangan dan hambatan di setiaplangkah kita.

Cerita Film Negeri 5 Menara ini bermula dari seorang anak bernama Alif. Alif baru saja tamat dari Pondok Madani. Dia selalu bermimpi,bahwa dirinya bisa menguasai bahasa Arab dan Inggris, kemudian dia inginbelajar teknologi tinggi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau sampai keAmerika.


Alif tinggal di sebuah kampung kecil dipinggir danauManinjau, dia yang tidak pernah menginjakkan kakinya ke luar tanah Minang harusmengalahkan impiannya memenuhi keinginan sang bunda, Amak yang menginginkanAlif masuk pesantren di pulau Jawa.

Amak berharap Alif bisa bermanfaat bagi banyak orang,seperti Bung Hatta dan Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Alif menerimanyadengan setengah hati, dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggungSumatera dan Jawa menuju sebuah Pondok Madani di sudut kota Ponorogo, JawaTimur.



Kedatangannya di Pondok Madani yang terkesan kampungandengan berbagai peraturan yang ketat semakin meremukkan semangat Alif. Namunseiring berjalannya waktu, ia pun mulai bersahabat dengan teman sekamarnya,Baso dari Gowa, Atang dari Bandung, Raja dari Medan, Said dari Surabaya, danDulmajid dari Madura. Berawal dari kebiasaan berkumpul di bawah menara masjid,mereka berenam pun menamakan diri Sahibul Menara, alias Pemilik menara.


Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani, Alif dan sahabat-sahabatnyaterinspirasi oleh perkataan Ustad Salman, salah seorang guru di pondokpesantren itu. Man Jadda Wa Jada..Man Jadda Wa Jada, yaitu Barang siapabersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Keenam sahabat ini memiliki impianmasing-masing dan bertekad meraihnya.


Alif masih bermimpi bahwa dirinya bisa menguasai bahasaArab dan Inggris, kemudian dia ingin belajar teknologi tinggi di Bandungseperti Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika.  Maka dari itu selesai dari Pondok dengansemangat besar dia pulang ke Maninjau dan tak sabar ingin segera kuliah.


Namun sahabat karibnya, Randai, meragukan dia mampu lulusUMPTN. Lalu dia sadar, ada satu hal penting yang dia tidak punya yaitu ijazahSMA. Bagaimana mungkin mengejar semua cita-cita tinggi tadi tanpa ijazah.

Alif letih dan mulai bertanya-tanya: “Sampai kapan akuharus teguh bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini?” Hampir saja diamenyerah. Rupanya mantera man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalammemenangkan hidup. Alif teringat mantera kedua yang diajarkan di Pondok Madani,yaitu man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung.


Pelajaran dan ilmu yang mereka dapatkan di pondok Madaniini yang menambah tekad dan kesungguhan meraih cita-cita dan membuat merekasukses dalam kehidupannya.






Sumber gambar :


No comments:

Post a Comment